T. Karo - Sumutpos.id : Bupati karo Terkelin Brahmana, SH, MH didampingi kadis PUPR Eduward pontianus Sinulingga dan Sekcam Barusjahe Bersama Ketaren, tinjau saluran parit pembuangan limbah Pandia Farm, dijalan provinsi Tongkoh - Barusjulu kec. Barus Jahe, Senen siang (19/4).
Menurut informasi yang dihimpun, peninjauan dilakukan oleh Bupati karo Terkelin Brahmana, karena adanya laporan masyrakat setempat, yang dikirimkan lewat visual video berdurasi 0 : 08 detik, terkait adanya Gudang Pandia Farm sengaja pembiaran air limbah pencucian wortelnya mengganggu pemukiman penduduk sekitar.
"Berdasar informasi tersebut, saya ajak OPD terkait turun kelapangan, guna mengecek fakta sebenarnya yang terjadi dilapangan agar dapat mencari solusi, sehingga masyarakat tidak merasa dirugikan akibat pengusaha wortel Pandia Farm", ujarnya.
Setiba di lokasi, Kades Barusjulu Hemat Barus dan didampingi Kadus Makmur Ginting serta tampak pengusaha Pandia Farm, Arnis Pandia sambut rombongan Bupati karo dan langsung menyisir saluran parit pembuangan air limbah Pandia Farm".
Dalam penyisiran, Terkelin mengaku bahwa kondisi dilapangan tempat pembuangn akhir (TPA) air limbah pencucian wortel sudah cukup bagus sepanjang 300 meter, air lancar mengalir diparit dari lokasi gudang.
"Namun, ada sepanjang 100 meter lagi parit, air terhenti mengalir karena belum di normalisasi, sehingga air bertumpuk dan meluber ke jalan Propinsi, sebagian lagi keperladangan warga", tuturnya.
Fakta yang didapat dari pihak pengelola Pandia Farm, sebenarnya pihaknya bersedia menormalisasi parit sepanjang 100 meter lagi, akan tetapi takut karena parit tersebut adalah milik pihak provinsi, sehingga tidak melanjutkan TPA (Tempat Pembuangan Akhir) air limbah ke jurang milik tanah Desa. Ungkap pengelola Pandia Farm.
"Sepanjang ada dialog, pasti ada solusi, imbuh Terkelin lagi, selanjutnya, kedepan tugas Kades buatkan surat permohonan ke pemerintah daerah Karo, supaya dinas OPD terkait meminta persetujuan normalisasi ke pihak propinsi Sumut. Jelas Bupati Terkelin.
Sementara kades Barusjulu Hemat Barus bersama kadus Makmur Ginting, membenarkan bahwa melubernya air kejalan propinsi dan perladangan warga dari air limbah pencucian wortel Pandia Farm akibat masalah ijin kewenangan normalisasi.
"Sebab pihak pengusaha Pandia Farm, menurut hemat Barus, bersedia menormalisasi parit dengan biaya sendiri, namun takut terjadi permasalahan, sebelum kordinasi dengan pihak pemda karo". Terangnya
"Terkait adanya informasi masyarakat Barusjulu keberatan dan ingin ada aksi demo, langsung dibantah keras Kades Hebat Barus, itu tidak benar, mungkin ada pihak pihak lain ingin memanfaatkan situasi, sepanjang ini saya menjamin tidak ada, jangan percaya, tegasnya.
Pada kesempatan yang sama, pihak pengelola Pandia Farm, Arnis Pandia mengatakan pihaknya peduli terhadap sekitar TPA (Tempat Pembuangan Akhir) air limbahnya, hal ini beberapa ratus meter sudah saya normalisasi, sehingga lancar air mengalir.
Namun, Ia mengaku, ada seratusan meter jarak lagi, sepanjang parit tidak lancar karena belum di normalisasi, karena adanya bangunan saluran parit milik balai Besar propinsi Sumut, tentu jika saya normalisasi, tanpa kordinasi pihaknya takut menjadi masalah dikemudian hari, ungkapnya.
Untuk itu, Kami ucapkan terimakasih kepada bapak bupati yang telah memfasilitasi ke pihak propinsi, jika ada rekomendasi, segera saya turunkan alat berat dengan biaya saya sendiri, katanya.
Hal yang sama juga diutarakan ole Kadis PUPR Eduward pontianus Sinulingga, sepanjang ada surat dari kades, pihaknya segera akan menyurati kepihak propinsi Sumut yang memiliki kewenangan jalan tersebut, ujarnya.
(Red-SP.ID/MSLN)