Diterjang Banjir Bandang, 4 Hektar Lahan Pertanian Sawah di Girsang Gagal Tanam -->
AYO IKUTI PROTOKOL KESEHATAN - CEGAH PENYEBARAN COVID-19 DIMULAI DARI DIRI KITA SENDIRI

Iklan

Diterjang Banjir Bandang, 4 Hektar Lahan Pertanian Sawah di Girsang Gagal Tanam

Senin, 19 Desember 2022

 


Parapat-Sumutpos.id,- Akibat diterjang banjir bandang, seluas 4 hektar  lahan sawah pertanian di Kampung Sidolon-dolon, Girsang 1, Kelurahan Girsang, Kecamatan Girsang Sipangan Bolon, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, terancam gagal tanam. 


Peristiwa banjir tersebut terjadi ketika curah hujan cukup  tinggi pada Minggu        (18/12-2022), sekitar pukul 22.30 WIB. Debit air sungai pun membesar hingga membawa material batu dan potongan kayu bulat yang menyebabkan lahan sawah petani tertimbun. 



Menurut seorang warga, Ando Siallagan korban yang lahan sawahnya tertimbun membenarkan terjadi peristiwa banjir bandang tersebut, "  Memang benar terjadi semalam sekitar pukul 22.30 Wib,  pas lagi asik kita nonton bola piala dunia, ternyata suara gemuruh datang , ya ternyata  longsor terjadi," ucapnya di lokasi, Senin(19/12-2022).



Ketua Koperasi Marsiurupan (KMP) Girsang itu menjelaskan, ada sekitar 3-4 hektar sawah yang rusak dan tak boleh lagi di tanam petani. 


"Sementara Dolok Siriki termasuk daerah pariwisata, akan tetapi kalau sering terjadi longsor di daerah kami ini, kami lama-lama kawatir juga akan memperburuk ekonomi rakyat," ungkapnya. 


Ando mengatakan, terjadinya longsor diakibatkan adanya oknum penebangan kayu secara liar (Illegal Logging). " Kami mohon pihak Pemerintah Khusus Kepolisian daerah Sumut atau Polres Simalungun, bentuk Tim dalam penyelidikan penebangan kayu di Huta Sitahoan itu, sehinga di kemudian hari tidak terjadi lagi longsor,  itu harapan kami," pinta Ando. 


Warga Girsang itu juga berharap  Pemerintah pusat, baik Badan Lingkungan hidup maupun Kehutanan supaya membuat DAM  di muara longsor,  sehinga mengurangi rasa kawatir warga pada saat hujan. 


" Pas kami kerja disana terjadi banjir susulan, itu lah yang perlu di pikirkan Pemerintah untuk solusi, sehingga boleh di tanam kembali. Tapi kalau saya lihat, lahan sekarang tak akan mungkin dapat dikelola, karena tumpukan material batu dan bekas potongan kayu cukup besar,  itu mungkin akibat penebangan liar dari atas di Huta Sitahoan , itu yang saya tau," tegas Siallagan. 



Amatan dilokasi, diduga  dampak banjir bandang, lahan sawah pertanian warga tertimbun material batu dan potongan kayu bulat. Akhirnya  para petani  padi bakal merugi karena gagal tanam. 


Dan diragukan, apabila alur sungai tidak segera ditangani akan berdampak fatal bagi petani sawah di Huta Simandalahi karena alur sungai sudah mulai melebar karena terkikis air saat terjadi banjir bandang.(Red-SP.ID/Hery)