Anak-anak Kejari Simalungun Natal Bersama Anak-anak Yatim Piatu Mamre GKPI, Sangat Mengharukan -->
AYO IKUTI PROTOKOL KESEHATAN - CEGAH PENYEBARAN COVID-19 DIMULAI DARI DIRI KITA SENDIRI

Iklan

Anak-anak Kejari Simalungun Natal Bersama Anak-anak Yatim Piatu Mamre GKPI, Sangat Mengharukan

Sabtu, 10 Desember 2022

Ket foto: Corps Adhyaksa Simalungun memberikan donasi tali asih kepada PA Mamre GKPI melalui Pengurus PA Pdt Oloan Pasaribu.


Simalungun-Sumutpos.id:Kamis (8/12/22) pagi anak-anak yatim piatu yang tinggal di Panti Asuhan Mamre GKPI di Nagori Rambung Merah sudah membersihkan sepatu, menggosok baju natal, lalu menimpanya dengan topi St Clause untuk dipakai di acara perayaan natal bersama anak-anak Kejaksaan Negeri Simalungun nanti sore pukul 15.00 WIB. 


 42 orang anak dituntun para pengasuh duduk rapi dengan seragam batik dan topi disebelah kiri podium hall gedung Sikem. Keluarga Kejaksaan Simalungun yang dikepalai Bobby Sandri, SH, MH mulai berdatangan dengan membawa anak-anak lalu duduk disebelah kanan. Anak-anak itu mulai saling pandang. Anak-anak panti asuhan melihat ayah ibu keluarga jaksa memegang tangan dan menuntun anak-anak itu dengan mesra. Sedang anak-anak panti asuhan ini tak merasakan tangan ayah dan ibu kandung lagi. Ada pilu dimata mereka, ada rindu pegangan tangan ayah-ibu dihati mereka. Padahal anak-anak keluarga jaksa tak memandang rendah anak-anak panti asuhan itu sebagai anak-anak yang disisihkan. Anak-anak kejaksaan itu murni datang untuk bergembira berliturgi hal kelahiran Yesus dan menyanyikan lagu-lagu pujian bersama anak-anak yatim piatu itu. Mengharukan bagi halwa mata. Pada natal ini Corps Adhyaksa Simalungun menjadi berkat kepada mereka karena datang ke panti ini untuk mengusir pilu dan  kesepian mereka. Membawa terang, adrenalin dan oleh-oleh. 

Ket foto: Pendeta cacat kedua kaki, Marihot Situmorang hotbahkan; " setelah kenal Yesus jangan kembali ke jalan lama" (Matius 2:12).


Ketua Panitia Dedy Chandra Sihombing membuka acara dengan  laporan hasil kerja Panitia natal dan menyampaikan salam natal dari Kajari Simalungun yang berhalangan datang karena kebetulan ada tugas yang tak terelakkan. Panti Asuhan Mamre GKPI terpilih secara aklamasi. Tujuan Corps Kejaksaan adalah berbagi kasih.  


Dalam sambutannya Pdt Oloan Pasaribu berterimakasih kepada Corps Adhyaksa Simalungun yang telah memilih Panti Asuhan ini untuk natal bersama malam ini mengatakan bahwa apa yang dilakukan Corps Adhyaksa adalah pelaksanaan ibadah yang benar menurut perintah Yesus dalam Kitab suci Yacub 1 ayat 27: "Ibadah yang murni dan yang tak bercacat di hadapan Eloim, Bapa kita, ialah mengunjungi yatim piatu dan janda-janda dalam kesusahan mereka , dan menjaga supaya dirinya sendiri tidak dicemarkan oleh dunia". Anak-anak yatim piatu disini sangat berterimakasih kepada Kajari dan seluruh jajarannya di Simalungun ini. Tuhan memberkati. Ditambahkannya bahwa tahun ini PA Mamre GKPI ini berusia 49 Th dan sudah mengorbitkan beberapa orang menjadi sarjana dan ada yang pernah menjadi anggota DPRD. 



 Yang mengharukan lainnya adalah ketika Pendeta Marihot Situmorang naik ke mimbar untuk menyampaikan renungan natal. Beliau pakai tongkat pada kiri dan kanan ketiaknya naik ke mimbar melewati tangga dengan dituntun. Sejarah hidupnya diceritakannya singkat yaitu beliau pada usia 4 tahun  sakit keras selama 1 tahun. Bisa sembuh terapi berakibat kakinya lumpuh. Ayahnya adalah seorang dukun besar di Simalungun. Ayahnya tidak menyembah Tuhan Allah melainkan Occultisme iblis. Ayahnya mengajarinya mantera-mantera ilmu perdukunan.Mempersiapkan dia kelak meneruskan kedukunan ayahnya. Sesudah sembuh dia tetap di Medan, berjuang dengan pahit getir. Selalu hidup dalam kegelapan dan benci Yesus sampai dia mengenal Yesus lalu menjadi pelayan Yesus. Mengetahui hal ini ayahnya marah besar kepadanya dan memutuskan hubungan tetapi dia tak perduli. Puluhan tahun kemudian ternyata ayahnya mendapat bahwa ajaran Yesus lebih hebat dari ajaran occultisme iblisnya lalu ayah dan semua keluarga ikut Yesus pada tahun 2013. Pendeta cacat kedua kaki ini menjelaskan inti thema natal dalam Matius 2:12 " Dan karena diperingatkan dalam mimpi, supaya jangan kembali kepada Herodes, maka pulanglah mereka ke negerinya melalui jalan lain" sebagai perubahan sikap hidup karena sesudah bertemu Yesus maka ke-3 orang Majus kaya-raya dan cerdik-pandai itu merubah cara hidup dengan tidak memakai jalan lama lagi. Jalan baru adalah iman baru yang menjamin ke surga. Tiga macam persembahan tiga Majusi itu bermakna bahwa emas adalah kemurnian iman, kemenyan adalah doa yang wangi, minyak mur adalah obat yang rasanya sangat pahit. Nanti pulanglah ke rumah dengan hati dan jiwa baru, semangat baru. Berterimakasih dan berdoa adalah solusi, jelasnya.


Panitia membagikan oleh-oleh berupa snack dan  makan malam dan kado natal kepada setiap Anak yatim piatu itu. Mereka menerimanya lalu bergembira ria.  Kepada Pengurus PA Panitia memberi sumbangan tali-asih dari Corps Adhyaksa Simalungun.-  ( Red.SP.ID/OPG)