Perencanaan Pembukaan Jalan Pertanian yang Diduga Mengintimidasi Akibatkan Ny.Manalu Trauma -->
AYO IKUTI PROTOKOL KESEHATAN - CEGAH PENYEBARAN COVID-19 DIMULAI DARI DIRI KITA SENDIRI

Iklan

Perencanaan Pembukaan Jalan Pertanian yang Diduga Mengintimidasi Akibatkan Ny.Manalu Trauma

Jumat, 28 Oktober 2022



Pegagan Hilir,Dairi-Sumutpos.id :Diduga terkait tanah untuk rencana pembuatan jalan pertanian (jalan si dokor)sekelompok  masyarakat Desa Bukit Tinggi mendatangi  rumah H. Manalu tanggal 16 Oktober malam di dusun satu desa Mbinanga Kecamatan Pegagan Hilir dikarnakan H. Manalu tidak mau memberikan sebagian tanah nya untuk dibuat jalan. 


Pada saat itu istri H. Manalu tidak berada dirumah, hanya istri dan anak nya dan pada hakekatnya rencana pembukaan jalan itu seharusnya di musdus dahulu baru musrembang desa, ini sama sekali belum ada mufakat musyawarah.


Kedatangan warga Bukit Tinggi yang lebih dari 5 orang membuat istri H. Manalu jadi trauma. 


H.manalu sendiri juga adalah warga desa Bukit tinggi yang berdomisili di Desa Mbinanga dan perencanaan tanah yang mau dibuka jalan juga terletak di desa Mbinanga.


Menurut keterangan saksi Istri H. Manalu, kedatangan warga adalah atas perintah Kadus 1 Desa Mbinanga Eddy Saragih,yang kebetulan ada juga tanah milik Eddy S di jalan Sindokor.


Pada akhirnya Kepala desa Mbinanga, W. Lingga memanggil istri Manalu kekantor dan pihak kelompok masyarakat untuk mendamaikan, namun sesampainya di kantor hanya satu orang pihak pihak kelompok masyarakat yang hadir, sedang istri H. Manalu didampingi orangtua nya (mama) dan bukannya perdamaian namun istri H. Manalu disuruh tanda tangani kesepakatan bahwa jika jalan dibuka keluarga H.manalu dan anak anak nya tidak boleh melintasi jalan itu.



Tim media turun ke desa Mbinanga guna  mempertanyakan kebenaran masalah nya, pengakuan Eddy Saragih, Kadus 1 bahwa kedatangan masyarakat kerumah H.manalu bukan atas dasar perintahnya namun kemauan warga itu sendiri dan kepala desa Mbinanga W. Lingga membenarkan hal itu.


Sementara Kepala desa Bukit Tinggi saat Tim menghubungi untuk pencerahan warganya yang main seruduk mendatangi rumah H. Manalu untuk mempertanyakan kebenaran nama nama warganya yang sudah tim kantongi benar itu warganya dan apakah antara kedua kepala desa sudah saling komunikasi atas kejadian ini untuk mendamaikan, sama sekali tidak mengangkat  handphone  nya.


Sampai saat ini tidak ada satupun aparat desa dari manapun datang kerumah H. Manalu membawa warga untuk damai dan minta maaf, sementara istri H. Manalu terganggu kejiwaannya merasa trauma dan takut (kurang sehat)sampai saat ini.(Red-SP. ID/CS)