(Image/gambar): Proyek pembuatan tanggul dan bronjong yang terkesan asal-asaaln |
Tebing Tinggi-Sumutpos.id:Mukhrizal Tanjung, Ketua DPD Lembaga Konservasi Lingkungan Hidup ( LKLH) kota Tebing Tinggi meninjau langsung Proyek Tanggul dan beronjong di bantaran Sungai Padang, Kelurahan Karya Jaya, Kecamatan Rambutan, kota Tebing Tinggi.
Mukrizal Tanjung didampingi beberapa wartawan media online waktu meminta keterangan kepada pekerja tanggul dan beronjong bantaran Sungai Padang terkait siapa penanggung jawab pekerjaan di lapangan ini, satu pun pekerja tidak ada yang mengetahuinya apa lagi nama pengawas proyek. Juga di kantor tak ada yang bisa dikonfirmasi. Tak satupun terlihat pegawai dari perwakilan perusahaan, yang ada hanya seorang wanita paruh baya yang mengaku sebagai pembantu untuk membersihkan kantor.
Sabtu (9/4/22), M .Tanjung didampingi beberapa awak media kembali meninjau proyek Bronjong tersebut, ketika dipertanyakan hal sama kepada pekerja terkait siapa penanggung jawab pekerja di lapangan, tidak seorang pun yang tau siapa pengawas mereka (pekerja).
Tidak adanya pengawasan tempat pelaksanaan pekerjaan dan juga tidak ada keterangan papan plang pelaksanaan Proyek,di duga seperti proyek siluman, tidak adanya baby tank untuk penampungan bahan bakar minyak industri (solar), dapat dipastikan alat berat(eskapator) yang digunakan diduga memakai minyak subsidi yg dibeli pakai jiregen melalui seseorang.
Ada beberapa kejanggalan dalam proyek pengerjaan tanggul tersebut diduga adanya indikasi korupsi. Kemudian dari segi prospek pekerjaan tidak sesuai seperti yang diterapkan.
Contohnya, terocok atau pipa galvanis tidak pernah terlihat ditanam mereka, pemasangan berondong mulai dari dasar sampai atas hanya 1 kotak saja dan antara kotak satu dengan yang lainnya tidak terangkai bereratan, ukuran batu yang digunakan pun masih ada yang lebih kecil dari lubang kawat beronjong tersebut.
Jelas terlihat, pengerjaan tanggul tersebut dikategorikan asal asalan.
"Proyek tersebut proyek permainan antara penanggung jawab pekerja dan buruh kerja, seperti ada yang ditutup-tutupi." terangnya M. Tanjung.
Awak media langsung menuju kantor Wika sebagai pelaksana pengerjaan,atau istilah canternya Direksi Cat,yang jaraknya tidak jauh dari proyek. Hal yang sama, tak seorang pun yang bisa dimintai keterangan, kantor tersebut kosong, tidak terlihat adanya aktivitas sebagaimana pada umumnya perkantoran.
Diduga adanya penyalahgunaan anggaran belanja untuk bahan Proyek tanggul dan Beronjong dengan kualitas Proyek penanggulangan banjir dapat dipastikan tidak bertahan lama.
Diharapkan kepada Pemerintah mohon perhatian, pengawasan dan pengkajian terhadap proyek di bantaran sungai Padang tersebut agar dana yang digunakan dapat terasa manfaatnya bagi masyarakat kota Tebing Tinggi khususnya yang berada di bantaran sungai Padang.
Bagaimana kualitas Pembagunan Beronjong? Kepada pihak terkait dalam hal ini APH kota Tebing Tinggi, agar dapat membantu menindaklanjuti pengawasan pelaksanaan Proyek tanggul dan Beronjong di Bantaran Sungai Padang tersebut. "Proyek ini di duga ada praktik korupsi" pungkasnya.
(Red-SP.ID/SS)