HUT Ajibata ke-23 Candrow Manurung , Bukan Sekadar Pesta, Tapi Komitmen Melestarikan Budaya. -->
AYO IKUTI PROTOKOL KESEHATAN - CEGAH PENYEBARAN COVID-19 DIMULAI DARI DIRI KITA SENDIRI

Pengikut


Iklan

HUT Ajibata ke-23 Candrow Manurung , Bukan Sekadar Pesta, Tapi Komitmen Melestarikan Budaya.

Sabtu, 12 Juli 2025


Ajibata, Toba  – sumutpos.id -  Semarak perayaan Hari Ulang Tahun ke-23 Kecamatan Ajibata berlangsung meriah dan penuh makna budaya. Dengan mengangkat tema “Mempromosikan Kekayaan Seni Tradisional Batak”, perhelatan ini digelar selama tiga hari, 11–13 Juli 2025, berpusat di Lapangan Kantor ASDP, Pelabuhan Ajibata, Kabupaten Toba.


Candrow Manurung, Anggota DPRD Toba yang juga menjabat sebagai Ketua Panitia HUT Ajibata ke-23, menjadi figur sentral dalam perayaan tersebut. Ia menegaskan bahwa peringatan hari jadi ini bukan sekadar ajang pesta rakyat, melainkan momentum penting untuk meneguhkan kembali jati diri budaya Batak Toba.


“Di usia ke-23 ini, kita tidak hanya merayakan ulang tahun, tetapi merefleksikan bagaimana warisan budaya Batak tetap dijaga dan diwariskan. Tarian, musik, bahasa, hingga olahraga tradisional adalah kekayaan yang harus kita rawat bersama,” ujar Candrow dalam sambutannya, Sabtu (12/7/2025).


Ia juga menyampaikan apresiasi kepada seluruh elemen masyarakat, mulai dari komunitas adat, pemuda, hingga seniman lokal yang telah berkontribusi aktif dalam menyukseskan seluruh rangkaian acara. Baginya, semangat gotong royong dan kecintaan pada nilai-nilai kearifan lokal adalah fondasi utama dalam membangun Ajibata ke depan.


Candrow menekankan pentingnya peran generasi muda dalam menjaga keberlangsungan budaya. Ia mendorong agar pelestarian adat istiadat tidak berhenti pada kegiatan seremonial, tetapi menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat Ajibata.


“UMKM, pariwisata, dan adat adalah kekuatan lokal yang harus terus dikembangkan. Anak-anak muda harus terlibat aktif, karena masa depan budaya Batak ada di tangan mereka,” tegasnya.


Puncak perayaan HUT Ajibata diramaikan dengan pertunjukan Gondang Naposo, sebuah tradisi tarian adat yang melibatkan muda-mudi, diiringi musik gondang Batak. Tradisi ini tidak hanya menjadi simbol kebersamaan, tetapi juga daya tarik budaya yang memiliki potensi besar untuk dipromosikan ke dunia luar.


“Gondang Naposo adalah representasi semangat kolaborasi dan juga alat diplomasi budaya. Lewat seni tradisi, kita perkenalkan Ajibata kepada dunia,” lanjut Candrow.


Rangkaian acara sebelumnya juga mencakup berbagai lomba dan pertunjukan seni, seperti kompetisi tari tradisional, akustik, jalan santai, cerdas cermat, serta olahraga sepak bola dan renang. Upacara adat Tonggo Raja dan Mangalahat Horbo menjadi pembuka kegiatan, menunjukkan akar budaya dan kearifan lokal yang masih hidup dalam masyarakat.


Dalam acara puncak, hadir sejumlah tokoh penting seperti Wakil Bupati Toba Murphy Sitorus, Ketua DPRD Toba Franshendrik Tambunan, dan Sekda Toba Augus Sitorus. Ibadah syukur juga turut digelar dengan khotbah disampaikan oleh Pendeta Mangatur Manurung, dan ditutup dengan penampilan musik dari band dan artis Batak.


Tokoh masyarakat Viktor Silalahi turut menyuarakan pentingnya pelestarian budaya yang menyentuh generasi muda. “Kita harus menanamkan nilai budaya sejak dini—mengajarkan tarian Tor-Tor, memperkenalkan ulos, dan menjadikan Ajibata sebagai destinasi wisata budaya yang hidup,” katanya.


Perayaan ini tidak hanya memperingati usia Ajibata, tapi juga memperkuat komitmen untuk menjadikan budaya Batak sebagai identitas yang terus menyala, di tengah perubahan zaman yang terus bergulir.

(Redsp, Id//JM)