Indonesia, sumutpos.id - Kebangkitan Yesus dari antara orang mati bukanlah khayalan kosong. Iman para rasul akan kebangkitan Kristus lambat laun tumbuh. Meskipun awalnya dihantui oleh keraguan dan kebingungan.
Yohanes memperlihatkan kepada kita kekuatan kasih. Kasih adalah awal pengetahuan. Kasih dapat melihat hal yang indah dalam kain yang terlipat dan dalam kubur yang kosong. Kasih memampukan orang melihat HARAPAN dan mencapai kebenaran yang melampaui akal budi.
Dengan lantang, tanpa rasa takut, Petrus berkata: "Kami adalah saksi dari segala sesuatu yang diperbuatNya di tanah Yudea maupun Yerusalem. Mereka telah membunuh Dia dan menggantung Dia pada kayu salib Yesus itu telah dibangkitkan Allah pada hari yang ketiga. Ia telah menugaskan kami memberitakan kepada seluruh bangsa dan bersaksi bahwa Dialah yang ditentukan Allah menjadi Hakim."
Sukacita Paskah tidak terletak pada semaraknya perayaan, melainkan bila kebangkitan Tuhan yang kita rayakan menjadi momen kebangkitan kita bersama. Kebangkitan harapan di masa depan, fokus perjuangan riil dalam iman bersama Yesus.
Kredibilitas keyakinan kita hanya menjadi nyata, bila kita serius dengan hidup sehari - hari seraya mengarahkan mata pada perkara yang di atas. Kebangkitan Kristus memberi kita keberanian untuk menghadapi kesulitan.
Kita percaya, bahwa terang akan terbit apabila kita berani turun dalam kegelapan. Kristus telah turun ke dalam kegelapan yang paling gelap dan dari sana bangkit kembali membawa terang bagi kita. Terang itu mesti kita bawa untuk menyinari dunia sekitar kita.
Pada Paskah ini, kita tidak menyaksikan kubur kosong, tidak melihat kain dan tidak mengalami penampakan Yesus. Tapi dengan iman, kita percaya bahwa Tuhan bangkit. Kasih memampukan kita penuh harapan dan Allah kita hidup. Amin. Tuhan Yesus Memberkati.
Selamat Merayakan Paskah
Salam Cintaku
(Red-SP.ID/Julister Sihite)