Pelajar SMKN2 Bertumbuk Di Jl Sang Nawaluh Bikin Macat Lalulintas -->
AYO IKUTI PROTOKOL KESEHATAN - CEGAH PENYEBARAN COVID-19 DIMULAI DARI DIRI KITA SENDIRI

Pengikut


Iklan

Pelajar SMKN2 Bertumbuk Di Jl Sang Nawaluh Bikin Macat Lalulintas

Jumat, 19 Januari 2024

 

Ket Foto : Baku tumbuk pelajar dari sekolah SMKN2 di pinggir Jl Raya Asahan membuat lalulintas macat. Ratusan kawan sekolah enak menonton. Guru dan Polisi datang setelah duel selesai.

Simalungun: Sumutpos.id : Jumat pukul 12.20 WIB dipinggir Jl. Asahan beberapa M dari simpang SMKN2 (dulu STMN2) setegah jalan lintas umum itu dipenuhi pelajar sekolah itu untuk

 menonton pertumbukan dua orang pelajar sekolah Technik itu mengakibatkan jalan raya itu macat. Waktu itu para pelajar baru pulang dari sekolah mereka yang tak jauh dari jalan raya itu. Pastilah baku tumbuk kedua pelajar itu tak ada yang kalah karena dari pinggir jalan besar itu tampak kerumunan pelajar itu bergerak ke Jalan STM itu dan.masuk kelapangan bengkel mobil untuk lanjut bertumbuk. Ratusan pelajar itu mengelilingi para peduel dengan berdiri berlapis-lapis sehingga duel itu tak dapat terlihat. Setelah cukup lama tampak ratusan pelajar keluar dari lapangan bengkel itu menuju simpang sekolah itu, pertanda pertumbukan usai. Barulah seorang guru bermarga S datang dan membentaki para pelajar untuk pulang. Sumutpos menanya si guru " kenapa begitu lama pak guru datang, duel ini sudah terjadi beberapa ronde, tadi duelnya dipinggir jalan besar sana terus pindah kesini, kalau saya beritakan kan gak enak" spontan dijawab sang guru " gak takut aku, aku juga pemilik media". Merasa dikecilkan lalu Sumutpos membalas "sekalipun bapak presiden sayapun gak takut memberitakan peritiwa ini, bapak cepatlah bubarkan anak sekolahmu ini ". Para pelajar secara perlahan surut. Ada lagi datang seorang lelaki paruh baya berpakaian sipil yang menyuruh agar para pelajar pulang. Gayanya dia adalah Polisi. Memang jumlah para pelajar mulai surut tetapi masih banyak yang tinggal disimpang sekolah itu ketika sang guru meninggalkan kerumunan pelajar itu. Bukan bijak untuk menunggu sampai semua pelajar sudah pulang kerumah masing-masing. Guru keras, muridpun keras. 

(RED/SP.ID- OPG)