SMA Negeri 5 Medan Diskusi Publik Launching Film "Kekerasan Perempuan dan Anak" -->
AYO IKUTI PROTOKOL KESEHATAN - CEGAH PENYEBARAN COVID-19 DIMULAI DARI DIRI KITA SENDIRI

Iklan

SMA Negeri 5 Medan Diskusi Publik Launching Film "Kekerasan Perempuan dan Anak"

Jumat, 28 Oktober 2022

 


Medan-Sumutpos.id:Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 5 Medan, Jl. Pelajar No.17 Medan, mengadakan Diskusi Publik Launcing Film Kekerasan Perempuan dan Anak, pada hari Jumat (28/10/2022) pada  pukul 09.30 WIB. 


Kepala Sekolah SMA Negeri 5 Medan, Suprayatno, SPdI, HM I, mengucapkan terimakasih kepada Yanty Faradillah Siahaan yang telah memberikan pencerahan ilmu atau pengetahuan tentang kekerasan Perempuan dan Anak, kepada anak murid kami, semoga kedepannya anak murid ini, dapat menerapkan di keluarga masing-masing. Dan semoga ini menjadi contoh bagi sekolah-sekolah lainnya yang ada di Kota Medan." ungkap Suprayatno. 



Dengan narasumber Yanty Faradillah Siahaan ST, M. Si, M. Kom, Ph. D, dari Feminist seorang tokoh wanita memperjuangkan Kekerasan Perempuan dan Anak. 


Dalam pengarahannya,  Yanty Faradillah S. ST, M. Si,M.Kom, Pd.D, sebagai founder "Suara Perempuan dan Anak",seorang wanita yang memperjuangkan hak-hak Perempuan dan anak Indonesia, "semoga dengan menyaksikan dua Film yang diputar  kita dapat mengambil hikmahnya  kepada  kaum Perempuan  agar harus tahu dengan kodratnya dan membina  rumah tangganya supaya dapat menjalin keharmonisan dalam membina rumah tangga.


Seorang perempuan/wanita yang adalah ibu dari anaknya harus mampu membimbing anaknya ke jalan yang lebih baik, sebab jaman digital sekarang terlalu banyak rintangan dan pengaruh tejerumusnya  anak-anak pada kenalan anak kita. 


Dalam hal ini kekerasan perempuan dan anak, seringkali terjadi, kerena tidak terjalin keharmonisan keluarga dalam rumah tangga antara ayah, Ibu  dan anak, maka sering terjadi pertengkaran si ayah dan si ibu, dan ayah, ibu selalu sibuk dengan urusan mencari nafkah, tidak dapat perhatian keluarga, dengan demikian anak dengan bebas dalam pergaulan sehari-hari di lingkungan dan tidak dapat mengontrol dirinya . 



Hal ini dapat kita katagorikan antaranya:

- Pernikahan di usia muda, atau terlalu dini. 

- Tidak terciptanya keharmonisan dalam rumah tangga. 

- Kebutuhan ekonomi yang semakin besar, sulitnya keuangan dan lapangan kerja. 

- Kurangnya ilmu pengetahuan di bidang pembinaan mental anak dan tidak mengetahui karakter anak." tutur Yanty Faradillah.(Red-SP.ID/MYT)