(Image/Gambar) : Kota Pematangsiantar tercatat sebagai kota yang pernah meraih Adipura, tepatnya hari ini 24 April 2021 merayakan hari jadi nya yang ke 150. |
By : Julister Sihite, S.Pd
Pematangsiantar - Sumutpos.id :
Kota Pematangsiantar diresmikan tepatnya pada tanggal 24 April 1871. Hari ini, tanggal 24 April 2021 kurang 1871, itu berarti Kota Siantar melaksanakan hari jadinya yang ke 150 tahun.
Penulis, mulai dari SDN 34, SMPN 1, SMA SEMINARI MENENGAH, FKIP UNIVERSITAS SIMALUNGUN, BEKERJA, BERKELUARGA ada di Kota Pematangsiantar.
Dan sudah merasakan bahwa sebagian jiwa, raga dan hati ini ada dan berada untuk Kota Pematangsiantar. Cuaca yang adem, airnya yang jernih, dan masyarakatnya majemuk, ramah serta penuh toleransi.
Tapi jangan sekali - kali dihina, dihianati, dikibuli, karena nanti "jiwa Siantar Mannya" bisa bangkit penuh gemuruh. Ahhhhh Siantar Man gitu lho.
Belum lagi soal citra rasa dan kulinernya, mulai dari mie pansit, kue ganda, roti ketawa, mie gomak, BPK, bandrek, B1, B2, rumah makan padang dll, dsb, dst. Pokoknya semua ada di Kota Pematangsiantar.
Selain hal di atas, Kota Pematangsiantar terkenal juga dengan Kota Pelajar. Bagaikan Kota Yogyakarta. Uniknya, untuk para pejabat baik Polisi, TNI, Pengusaha, Kota Pematangsiantar menjadi baro meter buat mereka untuk berkarier lebih tinggi. Kren bukan??!
Soal TOLERANSI beragama, Kota Pematangsiantar "Oppungnya" yang patut di contoh dan diteladani. Terdapat di Kota Siantar Mesjid Raya, STT, STFT (Seminari), Vihara, Klenteng, semua agama beserta rumah ibadahnya berbaur menjadi satu dalam keberagaman.
Keasrian, kesejukan, kebersihan kotanya, semua terjawab dengan peraihan "Piala Adipura." Dengan Becak Siantar meronainya. Ahhhhh
Di hari jadinya yang ke - 150 tahun ini, mengapa Kota Pematangsiantar serasa hanya jalan di tempat??? Atau karena takut keluar dari "zona amannya???" Mengapa para pengambil kebijakannya tidak mau belajar dari KOTA SURABAYA yang merupakan salah satu Kota terbaik di dunia.
Mari kita tanya hati kita masing - masing, tanpa harus menyalahkan ini dan itu. Ataukah karena masyarakatnya sudah jauh meninggalkan slogan falsafah hidup masyarakat Siantar, yakni "SAPANGAMBEI MANOKTOK HITE," yang artinya bergotong - royong demi tujuan mulia.
Apakah dengan keadaan gedung GOR yang di jalan Merdeka, mungkin bisa menjawab itu semua??? Atau Stadion Sangnawaluh yang hidup segan mati tak sanggup??? Mari bermenung dalam meditasi terdalam.
Kota Pematangsiantar jangan kita biarkan menangis, karena ulah - ulah kita yang tak bertanggungjawab. Melihat Pajak Horas terus lanjut ke Pajak Parluasan. Ada apa dengan Kota kita tercinta ini? Eksekutif, Legislatif, Quo Vadis???
Di hari jadi yang ke - 150 tahun ini, kita yang merasa sebagai masyarakat Kota Siantar khususnya diajak, "MARILAH memberi hati dan cinta untuk Kota Pematangsiantar yang kita cintai ini". Peduli serta bangga menjadi penghuninya. Sehingga kita semua menjadi masyarakat yang terberkati.
"Selamat Hari Jadimu
Kota Pematangsiantar Kita Tercinta
Jayalah Kamu Selalu
Tuhan Memberkati Kita Semua
Salam Cintaku".
(Red-SP.ID/JESS)