Simalungun - Sumutpos.id :
Kejadian yang dialami oleh seorang guru agama Islam di salah satu sekolah dasar ini sungguh membuat hati miris.
Nirwana Purba, seorang guru mata pelajaran agama Islam di sekolah dasar kabupaten Simalungun dilanda rasa sedih. Maksud hati tulus nya ingin mendidik anak didiknya.
Saking kesalnya sang ibu guru ini Khilaf, sehingga mengucapkan sesuatu yang kurang pantas sebagai tenaga pendidik. Dan ucapannya yang kurang pantas ini malah dimanfaatkan oleh Oknum wartawan yang diduga ingin memeras sang ibu guru Nirwana Purba.
Kejadian ini sebenarnya terjadi di tahun 2019 ketika proses belajar mengajar masih dilakukan secara tatap muka sebelum dilanda pandemi covid 19.
Saat itu sedang berlangsung schedule pelajaran agama Islam pada murid kelas 5 sekolah dasar di salah satu sekolah di kabupaten Simalungun.
Nirwana purba memberikan tugas rumah kepada muridnya tersebut untuk menghapal sebuah ayat Alquran. Setelah diberi waktu untuk menghapal ayat tersebut ternyata murid tersebut belum juga bisa menghapal tugas pelajaran yang diberikan. 3 bulan lamanya di beri waktu untuk murid klas 5 SD tersebut, dan hasilnya beberapa murid itu tetap tak bisa.
Karena merasa kecewa terhadap beberapa murid tersebut keluarlah ucapan yang menurut orangtua murid kurang pantas dari Ibu guru Nirwana Purba "Udah 3 bulan lamanya dikasih waktu, kalian gak hapal juga, sedot WC lah kalian cocok dibuat", katanya geram.
Ternyata dengan perkataan tersebut ada salah seorang orangtua murid yang keberatan. Ibu Nirwana pun sadar akan ke khilafan ucapannya yang kurang pantas akibat kesal dan marah kepada anak muridnya itu.
Dan Ibu Nirwana pun segera minta maaf, bahkan sudah diadakan pertemuan dengan orangtua murid untuk melakukan permintaan maaf disekolah tempat belajar mengajar.
Dalam pertemuan itu Nirwana Purba menyatakan permohonan maaf secara lisan kepada seluruh orangtua murid. Semua sudah saling memaafkan dan salam salaman. Lewat pertemuan itu disepakati juga akan membuat surat pernyataan damai. Akhirnya permasalahan sudah dianggap selesai.
Tanpa sepengetahuan banyak orang, saat itu ada orangtua murid berinisial A. Damanik memanggil seorang berinisial B.H. untuk datang ke tempat pertemuan.
Keesokan harinya suami ibu Nirwana purba datang untuk menemui orangtua para murid untuk menandatangani Surat Perdamaian. Tapi ada beberapa yang tidak bersedia.
Tidak seperti hasil kesepakatan sehari sebelumnya. Hal ini disinyalir karena ada oknum berinisial B.H yang memprovokasi dan mendoktrin beberapa orang tua murid, dan memberikan kuasa kepada oknum berinisial B.H tersebut untuk mendampingi sepenuhnya permasalahan untuk dilanjutkan secara hukum.
Ketika B.H dikonfirmasi kru media Sumutpos.id, B.H. membenarkan bahwa dia sebagai penerima kuasa untuk kepentingan pendampingan hukum non litigasi sehubungan dengan perkara tersebut.
Diduga B.H. berprofesi sebagai wartawan dari salah satu media online, yang ingin memanfaatkan kejadian ini untuk mendapatkan keuntungan buat dirinya sendiri.
Dugaan kemungkinan B.H. adalah seorang wartawan, karena cerita tentang kejadian ini sudah diberitakan di sebuah Media online, dengan pemberitaan yang tidak berimbang, bahkan cerita dalam berita tersebut, faktanya sudah diputar balik dengan kejadian sebenarnya yang dialami oleh ibu guru Nirwana Purba.
Oleh karena pemberitaan tidak berimbang yang telah dilakukan oknum wartawan, Ibu Nirwana Purba melalui Tim pengacaranya dari LBH Citra Keadilan, yang disampaikan Rahmat Hasibuan, SH, akan balik melakukan upaya hukum, atas pemberitaan tidak benar dan pencemaran nama baik yang sudah dilakukan oleh oknum wartawan salah satu media online tersebut. (Red-SP.ID/RH).