Oleh : Varhan Abdul AzizAlumni Magister Ketahanan Nasional Universitas Indonesia
Sumutpos.id : Kamis minggu lalu saya mendapat undangan mengikuti video conference Kakorlantas Polri dengan Ditlantas 34 Polda Provinsi Se Indonesia. Saya hadir langsung di gedung NTMC (National Traffic Management Center) Polri, terlihat Irjen Pol Istiono semangat sekali memberikan arahan kepada anggota2nya di seluruh Indonesia, para Dirlantas seluruh Polda dan jajarannya. Kegiatan Rapat Video Conference ini saya anggap sangat cekatan, karena baru saja beberapa jam sebelumnya, di hari itu, Kapolri Jenderal Listyo Sigit melakukan Commander Call kepada Seluruh Jenderal POLRI, untuk merealisasikan secara teknis visi PRESISI (prediktif, responsibilitas, transparansi, berkeadilan).
ETLE (Electronic Traffic Law Enforcement) merupakan salah satu program Kapolri Sigit yang diharapkan menjadi wajah baru lalu lintas Indonesia. Btw , bukannya ETLE sudah lama ada? Iya di Jakarta dan Kota Besar saja. Jadi maksudnya? Pak Sigit mau ETLE ada di seluruh Indonesia. Wow!!! Jadi tugas besar tentunya untuk Kakorlantas Irjen Pol Istiono dan seluruh jajarannya untuk merealisasikannya. Tapi serunya, saya lihat Kakorlantas tenang dalam menjalankan tugas besar ini, tidak terlihat wajah berat, justru malah semangatnya terlihat sama seperti waktu dulu baru dilantik jadi Kakorlantas setahun lalu. Salute.
Bagi Jakarta, Surabaya, Semarang, mungkin ETLE mudah, dana dukungan Pemda ada, tinggal rencana dan pasang. Tapi bagaimana dengan Papua? Manokwari? Nunukan? Bireun? Takkabonerate? Dan Kabupaten Kota lainya? Dalam arahannya Kakorlantas memotivasi anggotanya di daerah, "Kalau belum bisa memasang banyak, 2 saja dulu setiap Ibukota Provinsi, nanti yang lainya menyusul." Ujar beliau. Saya jadi berfikir 2 kamera bisa apa? Tapi kalau dikaji lebih dalam, langkah kecil ini bisa berdampak besar dalam menstimulus kebiasaan masyarakat Indonesia.
Tidak percaya? Oke coba kita flashback, dulu orang tidak nonton TV, setelah ada mereka perlahan2 beli, lama2 semua orang punya TV. Dulu orang pakai pajer, ada HP mereka berganti. Dulu orang belanja ke toko, pelan2 sekarang semua belanja Online. Dulu Orang naik kereta tidak beli karcis, amburadul acak2an. Sekarang setelah sistem ditata semua penumpang mau tertib. Dulu orang bayar Pajak Kendaraan ke Samsat, sekarang banyakan pilih online. Begitu juga Tilang, dulu orang bisa main mata dengan Oknum, lama2 orang bayar tilang langsung transfer, dikirim ke Bank masuk kas negara, Bela Negara!!!
Jadi jangan remehkan yang kecil dan sedikit. Lama2 menjadi bukit. Dulu juga di Jakarta E Tilang hanya di jalan protokol, sekarang hampir di banyak ruas jalan besar ada, bahkan sampai ke toll!!! Begitupun di daerah, kalau tidak pernah dimulai sistim E-Tilang ini, maka percepatanya tidak akan terjadi. Kalau sudah di pasang 2, tahun depan dipasang lagi 2, dan seterusnya lama2 bisa ratusan kamera ada di setiap daerah. Seiring pembiasaan dan perubahan sikap masyarakat kita tentunya.
Kita pasti pernah mimpi Indonesia bisa seperti Singapura, Amerika Serikat, Jepang atau Korea. Sekarang kalau ke Jakarta, sudah mirip Korsel, Ke Surabaya sudah mirip Jepang, artinya berbenah pelan2. Kita suka ngiri lihat di luar negeri banyak CCTV memonitor di setiap jalan, ya mereka sudah mulai programnya puluhan tahun lalu, sekarang giliran daerah2 di Indonesia. Ini ide yang hebat, tanpa paksaan warga akan membiasakan diri, semua dimulai dari Inovasi Polri salah satunya lewat Korlantas ini.
Dengan adanya program ETLE menyeluruh di berbagai daerah di Indonesia, Pemda juga akan terpancing aware berkoordinasi dengan Polri dan Ditlantas masing2, tentunya mereka harus support, karena ETLE ini infrastrukturnya juga untuk menyempurnakan daerah mereka masing2 tho. Lalu bagaimana dengan daerah yang belum mampu ETLE? Kakorlantas sangat solutif memberi arahan, ia mengatakan sambil berproses ETLE di daerah masing2 diadakan, kita optimalkan E Tilang, menilang dengan bukti lewat kamera HP aparat yg sudah berjalan lebih awal programnya. Cerdas!
Dalam Video Conference ini Kombes Pol Sambodo Dirlantas Polda Metro Jaya menanyakan, di masa pandemi ini adanya arahan pimpinan untuk melakukan penindakan persuasif humanis, bagaimana dengan para pelanggar? Saya membayangkan kalau jadi aparat, iya juga ya, bagaimana harus menindak yang salah tanpa menghukum? Lagi2 Kakorlantas memberi jawaban bijak. "Bila pelanggaranya tidak berat, berikan peringatan dan teguran. Tegas tetap namun tidak apa tidak ditilang. Masyarakat sedang susah, ayo kita bantu agar mereka tidak tambah susah." Terharu saya mendengar arahan beliau.
ETLE terbukti telah menurunkan tingkat pelanggaran lalu lintas di daerah yang dipasangnya. Benar sekali, saya mengalami sendiri, kemana2 saya selalu pakai WAZE, dan selalu diingatkan kalau ada kamera ETLE di depan. Saat itu pula saya jadi semakin waspada agar tidak membuat pelanggaran yang disengaja apalagi yang tidak. Bahkan ketika di Toll ada ETLE, kita sebagai pengemudi akan menjadi mawas diri. Sudah kodratnya manusia ingin berbuat bebas, maka aturanlah yg membatasi kebebasanya agar teratur. Ketika tidak ada yang lihat manusia berpotensi berbuat salah. ETLE lah yang menjadi malaikat pencatat amal baik dan buruk pengendara di jalan.
Dengan adanya ETLE, potensi interaksi pelanggar dengan petugas semakin dikurangi. Pelanggar tidak tergoda untuk berdamai, Aparat tidak berdosa karena menerima suap damai. Dana masuk ke Kas Negara, penambahan PNBP semakin banyak, pembiayaan pembangunan semakin cepat, banyak melanggar, banyak uang untuk negara. Hehe, tapi tentunya Polri lebih mau kalau bisa tidak ada lagi pelanggar, lebih baik Negara tidak menerima pemasukan dari tilang karena tidak ada pelanggar, daripada banyak tilang tapi potensi rakyat dalam bahaya di jalan semakin besar.
Maka saya kok jadi yakin, ETLE ini bisa jadi program unggulan Polri saat ini dan nanti. Saya jadi paham mengapa Kapolri Jenderal Listyo Sigit jadikan inovasi pelayanan publik ini jadi salah satu Program Kerja 100 Hari nya. Cerdas dan solutif, karena terlihat jelas nyata bentuknya, manfaatnya dan perubahan besar untuk masyarakatnya. Selamat berjuang Kakorlantas Istiono, untuk merealisasikan tugas besar ini , Mewujudkan Program Kapolri Sigit Listyo Prabowo untuk Bhayangkara yang Presisi. (Red-SP.ID)