Sekelumit Kisah Religi Kapten Afwan, Pilot Sriwijaya Air SJ182 Semasa Hidupnya -->
AYO IKUTI PROTOKOL KESEHATAN - CEGAH PENYEBARAN COVID-19 DIMULAI DARI DIRI KITA SENDIRI

Pengikut


Iklan

Sekelumit Kisah Religi Kapten Afwan, Pilot Sriwijaya Air SJ182 Semasa Hidupnya

Rabu, 13 Januari 2021

Captain Afwan, Pilot Sriwijaya Air SJ182 
Jakarta, Sumutpos.id : Pilot pesawat Sriwijaya Air SJ182 rute Jakarta-Pontianak yang jatuh di perairan sekitar Kepulauan Seribu, Kapten Afwan di lingkungan keluarga dan tetangganya dikenal sebagai sosok yang religius. Menurut Muhammad Akbar, keponakan Kapten Afwan, pamannya adalah sosok yang sangat islami. “Taat sekali sholat lima waktu. Di rumahnya hampir setiap pagi selalu diputar muratal ayat Alquran. Beliau sosok yang pemurah dan selalu membantu keluarga yang sedang kesulitan,” ujar Akbar kepada Republika.co.id, Ahad (10/1).

Satu hal yang cukup menarik adalah di telepon pintarnya, Kapten Afwan tidak memasang foto dirinya. Dia justru menggunakan meme tokoh Hero Superman yang sedang terduduk di hadapan sajadah yang terbentang. Di situ tertulis: Setinggi apapun aku terbang tidak akan mencapai surga bila tidak Sholat lima waktu. #Supermantaubat #Kamukapan.

Akbar mengatakan, sosok Kapten Afwan juga pengurus Masjid di sekitar rumahnya. “Belakangan kalau ada acara kumpul-kumpul keluarga, beliau selalu didapuk untuk mengisi Tausiah,” ujar Akbar.

Akbar menceritakan, tiga hari sebelum peristiwa jatuhnya pesawat Sriwijaya Air, beliau kumpul bersama Ketua RT dan beberapa warga. “Saat itu ada warga yang berujar, sudah lama nih kita nggak ada kumpul-kumpul. Lalu dijawab oleh beliau nanti saja kita kumpul di rumah,” ujar Akbar.

Sebelumnya, Akbar mengatakan, istri pamannya itu, Pipit menceritakan, bahwa ini adalah pertama kalinya dalam 15 tahun terakhir, Da Aan (begitu dia dipanggil oleh keluarganya. Red), pergi tergesa gesa dan tanpa sempat disetrika bajunya. Sebelum berangkat dia juga menyampaikan ucapan permintaan maaf.

Lalu setelah sampai di bandara, Da Aan juga melakukan video call kepada anaknya. Dan ini suatu hal yang tak lazim dilakukan oleh beliau. Biasanya setiap kali landing, Da Aan selalu telepon istrinya, tapi kali ini, ditunggu sampai waktu landing ternyata tak ada kabarnya sama sekali sampai sekarang.(Republika.co.id/Sumutpos.id)