Rikki Ansiah Samosir, Korban Tewas di Kapal Taixiang 11 China, Yang Kini Belum Bisa Dipulangkan -->
AYO IKUTI PROTOKOL KESEHATAN - CEGAH PENYEBARAN COVID-19 DIMULAI DARI DIRI KITA SENDIRI

Pengikut


Iklan

Rikki Ansiah Samosir, Korban Tewas di Kapal Taixiang 11 China, Yang Kini Belum Bisa Dipulangkan

Sabtu, 03 Juli 2021

(Image/Gambar) : Rikki Ansiah Samosir, 29 tahun ketika masih hidup dan sudah meninggal pada 29/06/2021. Keluarga belum tau dimana posisi terkini.

Pematangsiantar - Sumutpos.id : Berita itu bak petir di sang bolong menyambar kesadaran Yusna br Samosir dan keluarga. Betapa tidak. Selasa siang jam 11.00 WIB itu, (29/06/2021) nomor baru masuk ke Handphone nya. “Bu, apakah ini keluarga nya Rikki Ansiah Samosir?”, Tanya suara dari seberang. “Iya”, jawabnya singkat. Hatinya mulai waswas penuh tanya. “Kami beritahu kan bahwa Rikki sudah meninggal di kapal Bu”, lanjut pria itu lagi yang mengaku bernama John Situmeang. Tak berapa lama foto foto jenazah Rikki yang sudah kaku menghitam masuk ke Android nya lewat pesan WhatsApp. 


Tanpa sadar air mata Yusna Samosir mengalir deras. Angan nya berputar ketika terakhir kali memberangkatkan adik bungsunya itu untuk bekerja di kapal lewat calo Boru Siahaan. Adiknya Rikki, pergi sejak tahun 2019 lalu bersama dengan enam orang kawannya dari Pematangsiantar dan membayar uang senilai Rp. 6 juta kepada Boru Siahaan, Sang Calo. Terakhir komunikasi di antara mereka pada bulan Agustus 2020 ketika Rikki memberi tahu bahwa ia diterima di sebuah kapal ikan besar dari China. Mereka akan berangkat dari Pelabuhan Singapura. Sebelum nya Rikki dan kawan kawannya “diparkiran” dan dilatih berbagai macam ketangkasan termasuk berenang di asrama Tegal, Jawa Tengah. Setelah menunggu hampir setahun sebagai mana diceritakan Rikki, baru lah mereka dipastikan berangkat ke Singapura. Ikut Kapal dari China di bawah naungan PT Raja Crew Atlantik (RCA).


(Image/Gambar) : Lokasi Kapal Taixiang 11 berdasarkan pencarian dari Kementerian Luar Negeri sedang berada di Somalia (yang ditandai warna merah).

Kisah pilu Rikki dimulai ketika Rikki dengan tekad kuat hendak mengubah nasib menjadi anak kapal.  Berangkat dari kota Pematangsiantar ke Tegal pada bulan Juni 2019, lewat agen yang diduga ilegal Boru Siahaan. 


Di sana dia dan teman-temannya belajar selama kurang lebih 3 bulan untuk mendapatkan buku pelayarannya agar bisa berangkat ke kapal ikan pada 12 oktober 2019. Komunikasi terakhir Rikki dan keluarga ketika Rikki dipastikan berangkat ke Singapura. Bekerja menjadi Anak Buah Kapal yang menjadi impiannya di TAIHONG 6 dengan kontrak kerja 2 tahun.


Hati Yusna dan keluarga mulai waswas tatkala sejak 12 Oktober 2019 loss contact. Mungkin kah karena di tengah lautan tak ada lagi jaringan? Entahlah. 

Nyaris dua tahun keluarga mencari keberadaan Rikki. Hingga kabar yang diterima Yusna pada Selasa lalu. Informasi lebih detail akhirnya keluarga dapatkan mengenai kronologi kematian Rikki.


Tanggal 12 Juni 2021, Rikki Ansyah Samosir, kelahiran Padangsidimpuan, 23/07/1992 itu sakit pada bagian dadanya dan mengalami demam tinggi. 


ABK Indonesia yang sakit itu (PP No.C4715688) bekerja di TAIHONG 6 yang sebelumnya dipindahkan dari kapal TAIXIANG 11 untuk dikirim kembali ke darat untuk perawatan medis. Posisi N 004°26` E 060°05`.


Naas tak dapat dielak, selama perjalanan pulang pada tanggal 28 pukul 02.12 Rikki akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya. 


Waktu berlalu begitu cepat, kini memasuki hari ke lima, jenazah Rikki yang harusnya bisa dikembalikan ke keluarga belum ada kepastian. Hingga berita ini diturunkan menurut penuturan Yusna, sudah melakukan komunikasi dengan berbagai pihak demi pemulangan jenazah Rikki.


Memohon bantuan saudara, teman, instansi terkait yang berkompeten untuk pemulangan jenazah Rikki sudah ditempuh oleh pihak keluarga.


“Kami sangat menginginkan adik kami bisa kembali ke Pematangsiantar meski sudah menjadi jenazah”, kata Yusna lirih disertai derai air mata. “Kami hanya ingin jenazah Adik kami dipulangkan kerumah duka, Lorong 20, Kel Nagapita Kec Martoba Pematangsiantar. Bukan uang kompensasi seperti yang ditawarkan seseorang kepada kami”, tambah nya lagi. 


Dengan suara agak parau karena menangis dan wajah sendu, Yusna berharap bagi siapa pun di negeri ini yang bisa membantu kepulangan jenazah adiknya, Rikki Ansiah. Secara khusus kepada pemerintah dalam hal ini Kementerian Luar Negeri, Yusna dan keluarga sangat memohon agar mereka bisa ditolong. “Meski kembali sudah mayat, kami berharap menguburkan adik kami secara layak”, katanya pilu. (Red-SP.ID/NM/SAM)