Parapat, Sumutpos.id,- Cara pengelolaan pasar (pekan) Tigaraja Parapat, di Kecamatan Girsang Sipangan Bolon terlihat semrawut, seakan pihak Kecamatan setempat terkesan tidak peduli dengan kondisi itu meskipun para pedagang berjualan di badan jalan dan menimbulkan kemacetan kendaraan.
Mirisnya lagi, meski para pedagang tidak tertata dengan baik, para pedagang yang berjualan di badan jalan tetap dikutip retribusi sampah dan retribusi pajak oleh pihak Kecamatan Girsang Sipangan Bolon.
Sehingga ada dugaan bahwa pihak Kecamatan setempat sengaja ada pembiaran dengan kondisi kesemrawutan pasar tersebut.
Pantauan di lapangan, kesemrawutan pasar terjadi di seputar jalan Haranggaol hinga menuju pelabuhan kapal Tigaraja. Dimana seputar jalan terlihat kumuh diakibatkan maraknya berdiri tenda-tenda pedagang sampai ke badan jalan.
Sementara, di sekitar kios yang telah dibangun pihak Pemerintah masih banyak yang kosong dan akhirnya tutup. Dan ini membuktikan bahwa pimpinan Kecamatan Girsang Sipangan Bolon kurang peduli dengan kondisi itu.
Padahal, Pemerintah pusat telah mencanangkan Kecamatan Girsang Sipangan Bolon salah satu Kawasan Strategi Pariwisata Nasional (KSPN), akan tetapi pihak Pemerintah setempat terkesan tidak mendukung.
Ketika dikonfirmasi Camat Girsang Sipangan Bolon Oslando H Parhusip mengatakan, Identifikasi masalah pekan Tigaraja telah dilaksanakan dari tanggal 21 s/d 25 Agustus 2023.
" Dan hasilnya dari identifikasi masalah akan kita laporkan ke dinas terkait dalam hal ini adalah Dinas Perdangangan Kabupaten Simalungun, terkhusus untuk arus lalu lintas adalah salah satu masalah yang muncul setelah kita lakukan identifikasi masalah dan juga akan segera kita laporkan agar di tindak lanjut oleh dinas terkait dalam hal ini Dinas perdagangan dan Dinas perhubungan Kabupaten Simalungun," ungkap Camat melalui SMS whatsAppnya (Red-SP.ID/Hery)