Wanita Berbulu Lebat Memiliki Libido Tinggi, Mitos Atau Fakta? -->
AYO IKUTI PROTOKOL KESEHATAN - CEGAH PENYEBARAN COVID-19 DIMULAI DARI DIRI KITA SENDIRI

Pengikut


Iklan

Wanita Berbulu Lebat Memiliki Libido Tinggi, Mitos Atau Fakta?

Rabu, 03 Februari 2021

(Image/Gambar) : Illustrasi wanita yang berbulu lebat pada anggota tubuhnya memiliki Libido yang tinggi, benarkah?

Jakarta, Sumutpos.id : 
Kepercayaan masyarakat mengenai wanita yang memiliki bulu/rambut pendek, lembut dan lebat di sebagian besar anggota tubuhnya (bukan rambut yang ada di kepala), banyak mitos yang mengatakan berarti memiliki libido/nafsu seksual yang tinggi sudah terlanjur berkembang. Mengenai kebenaran mitos tersebut, belum tentu semua tahu.


Namun, sebelum membahas kebenaran akan kepercayaan tersebut, ada baiknya kita terlebih dahulu memahami hormon testosteron. Hormon yang identik dengan pria ini seringkali dikaitkan dengan tingkat libido seseorang.

Berdasarkan sejumlah penelitian terbaru, pada pria sehat, testosteron sama sekali tidak berhubungan dengan libido. Sebaliknya, wanita sehat yang memiliki hormon testosteron tinggi memiliki ketertarikan tinggi untuk melakukan masturbasi dibandingkan dengan berhubungan seks.

Temuan ini dimuat dalam jurnal Archives of Sexual Behavior. Penelitian ini dilakukan oleh Sari van Anders, pakar perilaku neuroendokrinologi dari University of Michigan. Meski begitu, Sari mengatakan bahwa temuan ini tidak dapat dijadikan sebagai rujukan.

Bukan tanpa alasan, Sari mengatakan bahwa kebanyakan penelitian mengenai hasrat dan hormon seksual menggunakan binatang sebagai subjek penelitian. Bila dilakukan pada manusia, biasanya penelitian hanya berfokus pada orang-orang yang mengalami abnormalitas hormon testosteron—mereka datang ke rumah sakit untuk penanganan.

Pengaruh testosteron pada nafsu wanita

Pada wanita, testosteron diproduksi secara alami di dalam kelenjar adrenal. Selain memengaruhi fungsi seksual dan agresivitas, testosteron juga mempengaruhi pertumbuhan rambut halus di kelamin, perkembangan otot, endapan lemak di sekitar pinggang, dan pengaturan sirkuit otak sebelum seseorang lahir atau ketika masih di dalam rahim.

Dilansir dari Psychology Today, Nigel Barber, peneliti dan pengajar di Birmingham Southern College mengatakan bahwa pada umumnya wanita dengan gairah seksual rendah akan mengalami peningkatan gairah bila “diberikan” testosteron dalam dosis kecil.

Bukan hanya sekadar buah pemikiran, Nigel menemukan hal tersebut setelah melakukan sebuah eksperimen penelitian. Nigel menggunakan film erotis kepada sejumlah wanita yang menjadi subjek penelitian.

Wanita yang diberikan tambahan testosteron mengalami peningkatan sensitivitas pada genitalia mereka. Tidak hanya itu, gairah seksual mereka juga mengalami peningkatan. Nigel juga mengatakan, berdasarkan hasil penelitiannya tersebut, ketika wanita memiliki hormon testosteron yang tinggi, maka wanita akan menjadi lebih kompetitif, lebih berani mengambil risiko, dan lebih dominan secara sosial.

Tidak hanya hormon testosteron

Dilansir dari DailyMail, Chris Simpson, anggota The Royal College of Psychiatrists mengatakan bahwa tidak ada yang tahu apakah perilaku dan pribadi kita dibentuk oleh hormon kita, atau justru sebaliknya. Namun, Chris mengatakan bisa jadi keduanya.

“Jika Anda wanita yang bekerja di lingkungan yang kompetitif, Anda mungkin akan menjadi lebih tegas, kompetitif, dan agresif, sehingga akan membuat tingkat testosteronnya meningkat,” ujar Chris.

“Sama halnya dengan aktivitas seksual, semakin sering Anda melakukan seks, semakin kuat hasrat seksual Anda. Atau sebaliknya, semakin jarang Anda melakukan aktivitas seksual, maka gairah Anda juga akan menurun”, tambah Chris.

Masih menurut Chris, wanita dengan testosteron tinggi namun berada dalam sebuah hubungan yang tidak bahagia juga dapat menurunkan—bahkan menghilangkan—gairah seksual mereka. Seorang pakar disfungsi seksual dari Holistic Medical Clinic di London, John Moran, sepakat dengan Chris. Ia mengatakan bahwa untuk dapat memahami gairah seksual wanita, kita harus melihatnya dari berbagai faktor seperti, faktor fisik, psikologis, sosial, dan hubungan.

Moran menambahkan bahwa memang benar dengan memberikan hormon testosteron pada Wanita terkadang dapat meningkatkan gairah seksual mereka. Namun pemberian hormon testosteron yang terlalu sering justru dapat menghilangkan gairah mereka sama sekali (Bhisma Adinaya/National Geographic Indonesia). (Wspd/Red-SP.ID).