Ratna Sarumpaet Gelar Kongres Perempuan Indonesia -->
AYO IKUTI PROTOKOL KESEHATAN - CEGAH PENYEBARAN COVID-19 DIMULAI DARI DIRI KITA SENDIRI

Pengikut


Iklan

Ratna Sarumpaet Gelar Kongres Perempuan Indonesia

Minggu, 24 April 2022

Jakarta-Sumutpos.id: Ratna Sarumpaet,  aktivis perempuan bersama beberapa tokoh perempuan Indonesia, memperingati hari lahir Kartini dan mendeklarasikan kongres perempuan Indonesia dilahirkan kembali, diselenggarakan di gedung pelatihan seni budaya, dijalan H. Naman no.17, Pondok Kelapa, Duren Sawit, Jakarta Timur, pada hari Sabtu, (23/4/2022).

Deklarasi kongres perempuan Indonesia mengusung tema ‘PEREMPUAN BERSATU ’acara tersebut dihadiri oleh, Mantan Mentri kesehatan di Era SBY Dr. dr. Siti Fadillah,  hadir juga Wati Imhar ketua Aspirasi Rakyat, Mirah SE. Sumirat Presiden Aspek, Dr. Chandra Motik SE. MSc dan beberapa tokoh perempuan Indonesia lainnya, serta di hadiri secara vitual oleh Cok Safitri aktivis perempuan dari Bali, Julia Agusta Sumatera Barat, Eva Bande Poso, De’na Aceh, tak ketinggalan perempuan  dari Jabodetabek sekitar 100 an orang.


Siti Fadillah dalam pidatonya mengatakan, “sebagai Kartini modern, perempuan Indonesia harus melihat bagaimana perjuangan RA. Kartini bukan sekedar emansipasi, namun Kartini lebih menunjukkan bahwa perempuan Indonesia harus cerdas, dengan itu makanya kita harus gemar membaca, dengan banyak membaca kita akan banyak mendapat ilmu pengetahuan, “ujarnya.

Wati Amhar selaku ketua Aspirasi Rakyat, dalam acara tersebut mengungkapkan salut dengan langkah politikus perempuan dari Partai PSI Amara yang berani mengambil sikap mengundurkan diri dari partai tersebut untuk lebih focus berjuang guna kepentingan perempuan Indonesia, Wati Amhar juga meminta kepada perempuan Indonesia untuk sama – sama memantau revisi UU PKS yang sedang digodok oleh DPR RI, agar UU tersebut dapat melindungi perempuan dengan seutuhnya.
Motik Chandra pakar hukum kemaritiman pertama di Indonesia ini berpendapat dalam peringatan hari Kartini  beliau sepakat dengan tema yang diusung bahwa, korban utama kerusakan bangsa adalah perempuan. Hal ini Ia ungkapkan bagaimana begitu banyak korban perempuan di negara Indonesia, Motik mencontohkan bagaimana pekerja perempuan di sektor maritim sangat rentan menjadi korban, dimana diketahui bila di lautan sangat minim akan pertolongan bila mereka menjadi suatu korban kekerasan maupun pelecehan seksual, Motik menyarankan bila hal itu terjadi Perempuan harus berani untuk membuat laporan agar menjadi efek jera bagi para pelaku, “tuturnya.

Mirah Sumirah presiden Aspek ikut memberikan semangat bagi para perempuan – perempuan yang hadir dalam acara tersebut

Ending dari acara utama tersebut Ratna Sarumpaet selaku penggagas dalam pidatonya mengungkapkan, “tujuan pertama dan utama kegiatan ini selain memperingati hari lahir RA. Kartini adalah deklarasi kongres perempuan Indonesia yang kami bentuk adalah pengembalian Pancasila kedaulatan UUD 1945, atau kembali ke UUD 1945 yang asli, “terangnya.

“Kembali ke UUD 1945 yang asli dengan 3 Addendum, yakni : Addendum pasal2 tentang masa jabatan presiden, Addendum pasal2 tentang hak – hak asasi manusia dan addendum tentang pasal - Pasal lingkungan hidup”.

Ratna Sarumpaet mengungkapkan, bahwa kondisi bangsa saat ini dalam keadaan pailit dari segala sisi, lebih dari 60% rakyat Indonesia dibawah garis kemiskinan, “tuturnya.

Ratna Sarumpaet meminta kepada kaum perempuan tidak boleh berpangku tangan menerima nasib. Perempuan harus ikut bergerak, ikut menjaga bangsa ini agar tidak terbelah. Perempuan Indonesia harus bangkit dan bersatu menolak setiap bentuk kesewenang-wenangan dan “kedurhakaan” penyelenggara negara pada rakyat sebagaimana terjadi 20 tahun terakhir ini.
Terakhir Ratna berkata, ‘ tak penting pemilu mendatang dimajukan atau diundur. Yang penting pemilu yang akan datang akan dilangsungkan berpijak pada UUD’45 yang asli, “tutup aktivis HAM yang dikenal sebagai pejuang nasib buruh perempuan bernama "Marsinah" itu. (Red-SP. ID/Tim 01)