(Image/Gambar) : Serah Terima Buku Kisah Penjaga Danau dari Penulis, Thompson Hs kepada Jurnalis Sumutpos.id di Kampung Sibiak. |
Pematangsiantar, SumutPos.id :
Puisi itu ialah karya sastra sebagai ungkapan perasaan seseorang dengan bahasa simbolis yang terikat irama, matra, rima, penyusunan lirik, dan bait.
Isi-isi dalam puisi penuh makna dengan bahasa yang dipakai cukup indah, efektif dan magis. Ungkapan itulah yang disampaikan oleh Thompson Hs lewat antologi puisinya, Kisah Penjaga Danau.
Thompson Hs, penulis Buku ini ketika berhasil dijumpai wartawan di Pematangsiantar (Sabtu, 27/02/2021) mengatakan bahwa buku Kisah Penjaga Danau ini ialah antologi perdana puisi- puisi yang sebagian besar sudah pernah tersebar baik dalam antologi bersama penyair di Indonesia, buku kajian, media cetak, maupun media digital/virtual.
Beberapa puisinya bahkan pernah pula diperbincangkan dalam pertemuan sastra di tingkat lokal dan nasional.
Seniman yang dikenal dengan rambut gondrongnya ini, antologi Kisah Penjaga Danau ini menjadi caranya untuk memberikan perhatian dalam membangun literasi di Kawasan Danau Toba serta benang merahnya ke pelbagai danau di Sumatera atau daerah lainnya di Indonesia.
Dalam konteks perhatian atas nilai nilai kultural di seputaran Danau Toba ini, Thompson menegaskan bahwa kita harus kembali ke habitat kita, katanya.
Kembali ke alam budaya. Seperti dalam perbincangan di sebuah kedai kopi di jl Gereja Pematangsiantar, dia menyampaikan suatu konsep kampung budaya.
Seniman ini berkeinginan membentuk satu komunitas "Kampung Jerman" di Siantar yang konsep ruangnya untuk berbagi segala informasi terkait Jerman yang dapat digali terus-menerus melalui orang-orang yang pernah ke Jerman dan dimanfaatkan oleh yang berkeinginan ke Jerman.
Dalam perbincangan ini juga seniman yang sudah menulis karya karyanya, baik media lokal juga nasional berharap bahwa ke depan PLOt (Pusat Latihan Opera Batak) berencana membangun sekretariat permanen di Pematangsiantar untuk mendukung pertunjukan atau tampilan - tampilan budaya sekitar Danau Toba, “Sehingga ke depan kami akan memberikan warna budaya tersendiri di sekitar Danau Toba”, tandasnya.
(Red-SP.ID/NM)